Kamis, 26 Mei 2016

ANC



PENTINGNYA ANTERNATAL CARE PADA IBU HAMIL
OLEH
KELOMPOK 7
Nurul Abshaari

Dosen Pembimbing : NOV
RIA HESTI S.SiT
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AKADEMIK 2015/ 2016







KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “PENTINGNYA PEMERIKSAAN KEHAMILAN”. Dalam makalah ini penulis merangkum apa-apa saja pemeriksaan yang dilakukan selama hamil dan kegunaannya . Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini penulis memiliki banyak keterbatasan ,sehingga jika pembaca menemukan kekurangan atau kekeliruan dengan hati terbuka penulis menerima salam dan kritik yang membangun.
            Akhirnya ,penulis ucapkan selamat membaca,semoga kita dapat memanfaatkan makalah ini bersama-sama,dengan dasar itikad yang baik untuk mengimplementasikannya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.





Padang, 1 Mai 2014




DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BabI    Pendahuluan    ……………………………………………………………………………………..  
BabII     :    Pembahasan ………………………………………………………………………………………..  
BabIII    :    Penutup  ………………………………………………………………………………………………










BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan kehamilan dengan rutin merupakan suatu hal yang penting dilakukan oleh ibu yang sedang hamil agar merka dapat mejalankan kehamilannya dengan normal dan janin yang dikandungnya dalam keadaan baik .Maka dari itu perlunya pengawasan dan pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil.Di dalam pemeriksaan kehamilan petugas kesehatan mengarahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu hamil agar janin nya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.
Dengan memberikan asuhan antenatal care yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu.Kematian ibu merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Ini berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.Resiko yang timbul dalam kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi.
  1. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Setelah penyuluhan ini diharapkan peserta dapat memahami tentang pentingnya pemeriksaan pada ibu hamil.
2.Tujuan Khusus
l  Mengetahui defenisi dari pemeriksaan kehamilan
l  Mengetahui perlunya pemeriksaan kehamilan secara berkala
l  Mengetahui manfaat pemeriksaan kehamilan
l  Mengetahui jadwal pemeriksaan kehamilan
l  Mengetahuipemeriksaaan apa saja yang dilakukan
l  Mengetahui 10 T dalam pemeriksaan kehamilan
3.MANFAAT
1.Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2 Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.












BAB II
ISI
  1. PENGERTIAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Pemeriksaan kehamilan adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan hingga proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai  kehamilan yang optimal.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya dalam mencapai beberapa sasaran utama yaitu untuk mencegah dan mengatasi masalah kehamilan, untuk membantu masalah gizi, masalah social dan untuk memberikan pendidikan penyuluhan dalam masalah persalinan dan nifas, cara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa hamil, membantu wanita hamil dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran bayi dan juga penyuluhan tentang KB serta meningkatkan kesadaran mereka tentang kemungkinan adanya resti atau komplikasi dalam kehamilan dan persalinan. Cara mengenalinya harus sedini mungkin sehingga dapat dilakukan upaya penanggulangannya sedini mungkin juga.
  1. PERLUNYA PEMERIKSAAN KEHAMILAN SECARA BERKALA
            Periksa kehamilan dilakukan paling sedikit empat kali, yaitu
  1. pada umur kehamilan 1-3 bulan sebanyak 1 kali
  2. pada umur kehamilan 4-6 bulan sebanyak 1 kali
  3. pada umur kehamilan 7-9 bulan sebanyak 2 kali
            Tempat pemeriksaan ibu hamil di posyandu, puskesmas, bidan dan rumah bersalin.Selama kehamilan ada hal-hal yang perlu dipantau, agar bila ada penyimpangan dari keadaan normal dapat segera diberikan penanganan yang memadai.Karena itu selama kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala, yang dimulai sejak kehamilan muda.Makin tinggi resiko kehamilan yang dipunyai oleh ibu maka makin tinggi pula kebutuhan untuk memeriksaan kehamilan lebih sering.
            Pada saat kehamilan, ibu dapat memperoleh pengetahuan mengenai kehamilannya, serta menyampaikan keluhan yang dirasakan ibu kepada petugas tenaga kesehatan. Selain itu pada saat ibu memeriksakan kehamilan ibu juga mendapat tablet Zat besi, imunisasi TT dua kali selama kehamilan dan pemberian multivitamin.
3.      TUJUAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN
4.      Tujuan Dari Antenatal Care
1.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
3.      Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahanmisalnya :
·         Hipertensi dalam kehamilan
·         Diabetes dalam kehamilan
·         Anemia
·         Janin dengan berat badan rendah
·         Kehamilan anggur
·         Plasenta previa (ari-ari menutup jalan lahir)
·         Infeksi dalam kehamilan misalnya keputihan atau infeksi saluran kemih dll
4.      Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5.      Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7.      Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.

5.      Tujuan khusus adalah
            Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan,persalinan,dan nifas.
            Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin.
            Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
            Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
  1. JADWAL PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Pemeriksaan kehamilan minimal dilakukan sebanyak 4 kali yaitu :
  1. Pemeriksaan kehamilan pertama
yaitu pemeriksaan kehamilan saat usia kehamilan antara 0-3 bulan. Memang biasanya ibu tidak menyadari kehamilan saat awal masa kehamilan, tetapi sangat diharapkan agar kunjungan pertama kehamilan dilakukan sebelum usia kehamilan < 12 minggu. Pemeriksaan kehamilan ini cukup dilakukan sekali dan mungkin berlangsung 30-40 menit.
Selama masa kehamilan, anda akan mendapatkan perawatan secara teratur, baik melalui bagian kebidanan di rumah sakit, dokter umum, atau bidan. Semua ini untuk memastikan bahwa anda dan bayi anda dalam keadaan sehat dan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat masalah berkenaan dengan kandungan anda.Inilah waktunya mendapatkan jawaban bagi segala macam pertanyaan atau kekhawatiran dan mendiskusikan rencana bagi kelahiran bayi anda.

Pada pemeriksaan kehamilan trimester pertama kalinya anda akan diperiksa :
  1. Riwayat kesehatan, , seperti : penyakit yang sedang atau pernah di derita, apakah ada penyakit keturunan, apakah pernah menjalani operasi
  2. Periode menstruasi, seperti : tanggal, lama serta banyaknya haid terakhir dan juga siklus haid. Bidan atau dokter ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir anda, untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan.
  3. Pemeriksaan fisik secara umum , head too toe tekanan darah, berat badan dan pemeriksaan fisik lainnya.
  4. Bagaimana kehamilan yang lalu, seperti : Apakah pernah terjadi komplikasi dalam kehamilan sebelumnya seperti keguguran, kelahiran prematur, atau pre-eklampsia? dan Apakah anda pernah melahirkan bayi abnormal, sebagai contoh spina bifida ?
  5. Pemeriksaan dalam yaitu pemeriksaan vagina dan leher rahim anda.
  6. Pemeriksaan laboratorium, seperti Hb
Bila terdapat kelainan atau komplikasi dalam pemeriksaan fisik dan laboratorium maka sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis kandungan.Bila tidak terdapat kelainan maka pemeriksaan kehamilan tetap dapat dilakukan di bidan atau puskesmas.
  1. Pemeriksaan kehamilan kedua
Yaitu pemeriksaan kehamilan saat usia kehamilan antara 4-6 bulan. Biasanya kunjungan kehamilan dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai 26 minggu.
Pemeriksaan yang akan dilakukan adalah :
  1. Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri (puncak rahim), detak denyut janin dan pemeriksaan fisik menyeluruh serta pemeriksaan dalam bila pada kunjungan pertama tidak dilakukan.
  2. Pemeriksaan laboratorium.


  1. Pemeriksaan kehamilan ketiga
yang dilakukan saat usia kehamilan mencapai 32 minggu. dengan komposisi pemeriksaan hampir sama dengan pemeriksaan kedua yaitu :
  1. Anda akan ditanyakan mengenai kondisi selama kehamilan, keluhan-keluhan yang muncul dan tanda-tanda pergerakan janin.
  2. Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri (puncak rahim), detak denyut janin, pemeriksaan Leopold (pemeriksaan kandungan melalui perut) dan pemeriksaan fisik menyeluruh.
  3. Pemeriksaan laboratorium.

  1. Pemeriksaan kehamilan keempat.
Ini merupakan pemeriksaan kehamilan terakhir dan dilakukan pada usia kehamilan antara 32-36 minggu. Pada pemeriksaan ini akan dilakukan pemeriksaan :
  1. Anda akan ditanyakan mengenai kondisi selama kehamilan, keluhan-keluhan yang muncul, pergerakan janin, dan tanda kontraksi rahim.
  2. Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri (puncak rahim), detak denyut janin, pemeriksaan Leopold (menentukan letak janin dalam kandungan),  dan pemeriksaan fisik menyeluruh.
  3. Pemeriksaan laboratorium. Urinalisis, cek protein dalam urin bila tekanan darah tinggi, gula darah dan hemoglobin terutama bila kunjungan pertama anda dinyatakan anemia.
  4. Saat pemeriksaan kehamilan keempat inilah anda akan mulai mendiskusikan pilihan persalinan yang aman sesuai dengan kondisi kehamilan



  1. PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN DI DALAM KUNJUNGAN
Selama kunjungan, akan ada pemeriksaan sebagai berikut:
  1. Berat : berat badan anda akan ditimbang. Mayoritas wanita bertambah berat badannya sebesar 10-12,5 kg selama kehamilan, kebanyakan terjadi setelah minggu ke-20. Normalnya 10-16,5 kg slama kehamilan
  2. Tinggi : tinggi anda akan diukur pada kunjungan pertama karena tinggi anda merupakan gambaran kasar mengenai ukuran luas panggul anda.
  3. Pemeriksaan fisik menyeluruh – dokter akan mengecek jantung dan paru-paru anda dan memastikan bahwa secara umum anda berada dalam keadaan sehat.
  4. Air seni – anda akan diminta menyerahkan contoh air seni anda setiap kali mengadakan kunjungan. Contoh air seni ini akan digunakan untuk mengecek beberapa hal termasuk :
  5. Gula : sebagian wanita menderita sejenis diabetes selama masa kehamilan yang dikenal sebagai ‘diabetes gestasional’ yang biasanya dapat dikontrol lewat perubahan diet dan, kemungkinan, insulin. Kondisi ini biasanya hilang begitu sang bayi lahir;
  6. Protein, atau ‘albumin’ dalam air seni anda dapat menunjukkan apakah ada infeksi yang memerlukan perawatan. Kadar protein juga dapat menjadi pertanda hipertensi (tekanan darah tinggi) akibat kehamilan.
  7. Tekanan darah : tekanan darah anda akan diukur setiap kali kunjungan. Kenaikan tekanan darah pada akhir-akhir masa kehamilan dapat menjadi pertanda pre-eklampsia.
Tes darah
            Anda akan ditawari untuk melakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa
  1. Golongan darah anda
  2. Apakah darah anda mempunyai rhesus negatif atau positif – sebagian kecil ibu memiliki rhesus negatif. Sebagian ibu yang rhesus negatif akan memerlukan suntikan setelah kelahiran bayi pertama mereka untuk melindungi bayi berikutnya dari anemia.
  3. Apakah anda penderita anemia : jika anda penderita anemia, anda mungkin akan diberi tablet besi dan asam folat. Pada pemriksaan darah pasien dinilai anemia atau tidak dengan melakukan tes HB.
Hasil pemeriksaan HB dengan dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
  1. HB 11 gr % Tidak anemia
  2. 9 – 10 gr % Anemia ringan
  3. 7 – 8 gr % Anemia sedang
  4. < 7 gr % Anemia berat
  1. Daya tahan tubuh anda terhadap rubela (campak Jerman) : jika anda mendapat rubela di awal-awal masa kehamilan, penyakit ini dapat menyebabkan konsekuensi serius bagi bayi dalam kandungan anda.
  2. Sifilis : deteksi dan perawatan sedini mungkin bagi wanita penderita penyakit yang ditularkan lewat hubungan seks ini merupakan sesuatu yang vital.
  3. Hepatitis B – ini merupakan virus yang menyebabkan penyakit hati dan dapat menular pada bayi. Sang bayi dapat diimunisasi pada saat lahir untuk mencegah penularan.
Tes Khusus
            Sejumlah tes mungkin akan ditawarkan pada kunjungan pertama anda. Bicarakan alasan tes tersebut dengan bidan atau dokter anda sehingga anda dapat menentukan pilihan apakah harus melakukan tes tersebut atau tidak berdasarkan informasi lengkap.Mintalah dokter atau bidan anda menerangkan hasil tes tersebut jika anda memutuskan untuk menjalaninya.
  1. Tes darah HIV : HIV merupakan virus yang menyebabkan AIDS. Jika anda berpendapat bahwa anda berada dalam risiko mendapat HIV, mintalah pada dokter atau bidan anda kesempatan untuk membahas tes HIV dan konseling. Jika anda positif mengidap HIV, anda bisa berkonsultasi dengan organisasi yang berhubungan dengan wanita dan HIV serta AIDS.
  2. Penyakit anemia sel sabit dan talasemia : penyakit sel sabit merupakan sebuah kondisi darah yang terutama menyerang orang-orang Afrika dan India Barat serta, lebih jarang, orang-orang India, Timur Tengah, dan Mediterania. Talasemia, sebuah kondisi darah lainnya, terutama menyerang orang-orang Mediterania dan Asia.
  1. Pemeriksaan dalam : kadang-kadang, dokter menganggap perlu untuk melakukan pemeriksaan dalam.
  2. Apusan mulut rahim : anda akan ditawari sebuah tes apusan mulut rahim sekarang jika anda belum pernah melakukannya dalam tiga tahun terakhir. Tes ini mendeteksi perubahan awal pada bagian mulut rahim yang bisa menjadi kanker di kemudian hari jika tidak dirawat.
  3. Herpes : jika anda, atau pasangan anda, pernah menderita herpes pada organ reproduksi, atau anda mendapat serangan pertama selama masa kehamilan, beritahu dokter atau bidan anda. Hal ini penting karena herpes dapat berbahaya bagi bayi yang baru dilahirkan yang mungkin memerlukan perawatan khusus
  1. 10 STANDAR ANC
1.Timbang Berat Badan
Bila kita berkunjung ke tenaga kesehatan baik itu dokter kebidanan dan kandungan atau pun seorang bidan pada saat hamil maka yang pertama kali dilakukan adalah dengan pemeriksaan berat badan ini (timbang badan).Tujuan pemeriksaan kehamilan ini adalah untuk mengetahui peningkatan berat badan ibu hamil dalam setiap bulannya.Bila berat badannya naik secara normal dan tidak ada peningkatan berat badan berlebihan maka itu salah satu indikasi kehamilan sehat juga.
Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester ketiga menyatakan ibu kurus memiliki kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua. Normalnya pertambahan berat badan selama kehamilan yaitu 5-15 kg.




2.Ukur Lila (tentukan status gizi)
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, haruslah dilakukan beberapa pengukuran. Bidan / dokter saat pemeriksaan masa kehamilan akan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).Pengukuran LILA dilakukan pada wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu hamiluntuk memprediksi adanya kekurangan energi dan protein yang bersifat kronis atau sudah terjadi dalam waktu lama.
Pengukuran LILA dilakukan  dengan melingkarkan pita LILA sepanjang 33 cm, atau meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm). Saat dilakukan pengukuran, ibuhamil pada posisi  berdiri dan dilakukan pada titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku lengan kiri,  jika ibu hamil yang bersangkutan tidak kidal.
Sebaliknya jika dia kidal,  pengukuran dilakukan pada lengan kanan. Hal ini dilakukan untuk memperkecil bias yang terjadi, karena adanya pembesaran otot akibat aktivitas, bukan karena penimbunan lemak. Demikian juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan pada lengan kanan.
Dengan pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi dini dan menapis risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Setelah melalui penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar LILA sebagai berikut :
A.  Jika LILA kurang dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil kurang, misalnya kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia kronis, dan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.
B.  Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil baik, dan  risiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah.



3.Ukur Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap ANC, diharapkan tenakan darah selama kehamilan tetap dalam keadaan normal (120 / 80 mmHg).Hal yang harus diwaspadai adalah apabila selama kehamilan terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang tidak terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya preeklamsia atau eklamsia (keracunan dalam masa kehamilan) dan dapat menyebabkan ancaman kematian bagi ibu dan janin / bayinya.Hal yang juga harus menjadi perhatian adalah tekanan darah rendah (hipotensi), seringkali disertai dengan keluhan pusing dan kurang istirahat.
4.Ukur TFU
Secara sederhana, bidan atau dokter saat melaksanakan ANC pada seorang ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan dilakukan pemeriksaan abdominal/perut secara seksama.  Pemeriksaan dilakukan dengan cara  melakukan palpasi (sentuhan tangan secara langsung di perut ibu hamil) dan dilakukan pengukuran secara langsung  untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah.
Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.Pemantauan ini bertujuan untuk melihat indikator kesejahteraan ibu dan janin selama masa kehamilan.
5.Hitung DJJ
Dalam melakukan pemeriksaan fisik saat kehamilan, bidan / dokter akan melakukan suatu pemeriksaan untuk menentukan posisi janin, terutama saat trimester III atau menjelang waktu prediksi persalinan. Selain itu, akan dilakukan pula  pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)  sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin, khususnya denyut jantung janin dalam rahim. Denyut jantung janin normal permenit adalah sebanyak 120-160 kali.
Pemeriksaan denyut jantung  janin harus dilakukan pada ibu hamil, dan  denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Alat yang sering digunakan dalam menentukan posisi janin dan denyut jantung janin saat ini adalah USG (Ultra Sono Grafi) dan Doppler USG ini aman untuk janin dan sang ibu.
6.Tentukan Presentasi Janin
Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.Pemantauan ini bertujuan untuk melihat indikator kesejahteraan ibu dan janin selama masa kehamilan.
7.Beri TT                                                  
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh penyakit tetanus, maka dilakukan kegiatan pemberian imunisasi TT.
Manfaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya:
  1. Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat.
  2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal (pada ibu hamil) dan tetanus neonatorum (bayi berusia kurang dari 1 bulan).
Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan (dalam otot atau dibawah kulit).
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap.TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan.Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.
8.Pemeriksaan Laboratorium
Tes laboratorium sederhana yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan Hb untuk menilai status anemia atau tidak pada ibu hamil. Sebaiknya pemeriksaan Hb ini dilakukan sejak trimester I, sehingga apabila ditemukan kondisi anemia akan dapat segera diterapi dengan tepat.
Apabila didapatkan resiko penyakit lainnya saat kehamilan seperti darah tinggi/hipertensi dan kencing manis/diabetes melitus, maka dapat dilakukan tes laboratorium lainnya seperti tes fungsi ginjal, kadar protein (albumin dan globulin), kadar gula darah dan urin lengkap.
Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil saat melakukan pemeriksaan kehamilan dan bertujuan untuk mengatasi risiko penyakit lain selama kehamilan. Sehingga ketika waktu persalinan dapat berlangsung dengan aman dan sehat.
9.Beri Tablet Tambah Darah (tablet besi)
Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3 bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin, kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan, dan adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, pendarahan, rentan infeksi.
Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat.
1.Temu Wicara
Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan
tindakan yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu wicara, antara lain :
a.Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan yang tepat.
b.Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan
c.Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan
d. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
e. Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan)
f. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
g. Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga tentang rencanaproses kelahiran
h. Persiapan dan biaya persalinan





BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
            Kehamilan merupakan periode sangat penting bagi ibu dan janinnya. Untuk itu perlu sekali  untuk ibu memeriksakan kehamilannya sedini mungkin sekurang-kurangnya empat kali dalam masa kehamilan. Dengan pemeriksaan kehamilan ibu hamil juga dapat menanyakan hal-hal yang ingin ibu ketahui dan memberitahukan berbagai keluhan yang dirasakan ibu, serta dapat meminimalakn komplikasi serta resiko yng mungkin akan terjadi saat persalinan.

SARAN
Setelah memahami dengan jelas pentingnya pemeriksaan kehamilan, diharapkan para ibu hamil agar mau memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan setempat baik di POSYANDU, PUSKESMAS, ataupun  bidan dan rumah bersalin.







DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B.G. Pengantar Kuliah Obstetri.EGC.Jakarta:2007
Prawiroharjo,Sarwono. Imu Kebidanan.PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.Jakarta,2009
J. Lenevo,Kenneth. Obstetri Williams. EGC. Jakarta,2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar